Perbedaan
dan Pengertian Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
PENGERTIAN PENELITIAN ILMIAH DAN DAN
NON ILMIAH
Beberapa pengertian Penelitian :
Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan
secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan
menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan
usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.
Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut :
1. David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah
yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. J. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar,
hati-hati, serta sistematis.
3. Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau
usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang
dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
5. The New Horison Ladder Dictionary
Pengertian research ialah a careful study to discover correct information, yang
artinya, suatu penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati untuk memperoleh
informasi yang benar.
Secara etimologi, penelitian berasal
dari bahasa Inggris â€Å“researchâ€� (re berarti kembali, dan search berarti mencari). Dengan
demikian research berarti mencari kembali.
Menurut kamus Webster̢۪s New
Internasional, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam
mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk
menetapkan sesuatu. Hillway dalam bukunya Introduction to research
mengemuka-kan bahwa penelitian adalah suatu metode belajar yang dilakukan
seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu
masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
(Hillway, 1965)
Tuckman mendefinisikan penelitian
(research) : â€Å“ a systematic attempt to provide answer to question â€� yaitu penelitian merupakan suatu
usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.
Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Jawaban
ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa teori, prinsip baik
yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan melalui alat- primernya,
yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri bekerja atas dasar asumsi,
teknik dan metode.
Kadang-kadang orang menyamakan
pengertian penelitian dengan metode ilmiah. Sesuai dengan tujuannya, penelitian
dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan dimana usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan
metode ilmiah. Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan objektif dalam usaha
mengembangkan, serta menguji ilmu pengetahuan berdasarkan atas prinsip-prinsip,
teori-teori yang disusun secara sistematis melalui proses yang intensif dalam
pengembangan generalisasi. Sedangkan metode ilmiah lebih mementingkan aplikasi
berpikir deduktif-induktif di dalam memecahkan suatu masalah.
Fokus perhatian dalam suatu
penelitian adalah masalah, masalah yang muncul dalam pikiran peneliti
berdasarkan penelaahan situasi yang meragukan (a perplexing situation). Masalah
adalah titik sentral dari keseluruhan penelitian.
Pengertian lain dari Penelitian :
Salah satu hal yang penting dalam dunia ilmu adalah penelitian (research).
Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti
mencari, sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu
usaha untuk mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.
Research, menurut The Advanced
Learner’s Dictionary of Current English (1961) ialah penyelidikan atau
pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu
pengetahuan.
Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer
(1969) riset adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan,
memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat disampaikan
(dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
Selain itu penelitian juga dapat
didefinisikan sebagai :
a. Suatu usaha untuk mengumpulkan, mencatat dan menganalisa sesuatu masalah.
b. Suatu penyelidikan secara
sistematis, atau dengan giat dan berdasarkan ilmu pengetahuan mengenai
sifat-sifat daripada kejadian atau keadaan-keadaan dengan maksud untuk akan
menetapkan faktor-faktor pokok atau akan menemukan paham-paham baru dalam
mengembangkan metode-metode baru.
c. Penyelidikan dari suatu bidang
ilmu pengetahuan yang dijalankan utnuk memperoleh fakta-fakta atau
prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.
d. Usaha untuk menemukan, mengembangkan
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha mana dilakukan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah.
e. Pemikiran yang sistematis
mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan
penafsiran fakta-fakta.
Dari kelima definisi di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Merupakan usaha untuk memperoleh
fakta-fakta atau mengembangkan prinsip-prinsip (menemukan/mengembangkan/
menguji kebenaran).
2. Dengan cara/kegiatan
mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data (informasi/keterangan)
Dikerjakan dengan sabar, hati-hati,
sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah
Penelitian dan Metode Ilmiah
Penelitian dapat digolongkan dalam dua, sesuai dengan ukuran kwalitasnya yaitu
penelitian ilmiah dan penelitian tidak ilmiah atau yang dilakukan oleh orang
awam. Penelitian tidak ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik,
data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang
sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti. Karena itu
penelitian tidak ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif. Sedangkan
penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk
mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai
prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah
tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang
terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian-penelitian
terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori yang
telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.
Berbeda dengan penelitian tidak ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan
berlandaskan pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan
bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan
metode pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam
ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode
wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga
dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang
ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian
tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya. Metode ilmiah berlandaskan pada
pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh
pancaindera, khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu
pernyataan mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala
itu harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau rumus
atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.
Perbedaan Berdasarkan Keilmiahan :
1. Penelitian Ilmiah
Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran,
menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan
pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan
kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
1. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti:
2. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai
apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain;
2. Penelitian non ilmiah (Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah)
• Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting,
Keuangan, Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan/PR,
Periklanan), Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional), Pertanian
(agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman), Teknik, Ekonomi
(Mikro, Makro, Pembangunan), dll.
• Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang
menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik
kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang.
Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu
dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe =
membeberkan/menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang
akan datang adalah penelitian eksperimen.
2. Syarat-syarat apa/ kriteria apa
yang harus dipenuhi agar suatu penelitian dikatakan sebagai Penelitian Ilmiah?
Sifat atau ciri dari penelitian:
(1) pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau
persoalan,
(2) aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.
Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan:
(1) Keinginan manusia, (2) permasalahan yang timbul, (3) ilmu pengetahuan, dan
(4) metode ilmiah.
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:
1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang
sejenis;
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan
emosional;
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin
berguna;
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi
dapat dilihat;
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Penelitian yang dilakukan dengan
metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi
beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya
ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
1. Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai
pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta
empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah
bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur
induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus
individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik
artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta
aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil
coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga
yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan
atau perbandingan satu sama lain)
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada
hubungan sebab akibat).
4. Obyektif,
artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak
mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
5. Replikatif,
artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh
peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan
metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan
definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
3. Apa perbedaan antara riset murni/
bioriset dengan riset terapan/ apply riset?
Pengertian Riset
• Pada dasarnya riset adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Menurut Clifford Woody riset adalah suatu pencarian yang dilaksankan dengan
teliti untuk memperoleh kenyataan-kenyataan atau fakta atau hukum-hukum baru.
Di dalamnya terdapat usaha dan perencanaan yang sungguh-sungguh yang relatif
makan waktu yang cukup lama.
• Sedangkan Whiteney (1950)
mengatakan, bahwa di dalam riset terkandung suatu attidute yang gandrung dan
cinta akan adanya perubahan-perubahan.
• Selanjutnya lebih tegas
dikemukakan oleh Berkner (1985), bahwa riset adalah usaha secara ilmiah untuk
mendapatkan dan memperluas ilmu yang telah dimiliki.
• Folson, dalam ahun yang sama,
mengemukakan, bahwa riset adalah kegiatan ilmiah untuk menemukan sesuatu yang
baru sama sekali.
• Trullinger (1951) mengemukakan
bahwa riset adalah kegiatan ilmiah untuk mendapatkan atau menembus batas-batas
ilmu yang telah ada.
• True (1907) mengatakan bahwa riset
itu adalah usaha-usaha ilmiah untuk mencari jawaban-jawaban masalah tertentu.
• F. Rumawas (1973-1974) mengatakan
bahwa penelitian itu adalah suatu usaha manusia untuk mengisi kekosongan illmu
pengetahuan,
• National Science Foundation (1956)
memberikan pengertian bahwa riset itu adalah usaha pencarian secara sistematik
dan mendalam untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan lebih
sempurna tentang subyek yang sedang dipelajari. Uraian yang lebih jelas kiranya
dapat diperoleh dari uraian
• Sutrisno Hadi (1978) sebagai
berikut: riset berarti usaha menemukan, mengembangkan dan menguji suatu
pengetahuan secara ilmiah.
Maksud dan Tujuan Riset
• Untuk memperoleh data yang akurat,
konsisten dan dapat dipercaya, yang penting bagi bahan perencanaan pembangunan
negara dan bangsa.
• Mencari jalan pemecahan masalah
atau masalah-masalah yang sedang dan yang akan dihadapi, seperti misalnya bagi
indonesia masalah eksplosi penduduk (umpama transmigrasi), peningkatan
penghasilan per kapita dan lain-lainnya.
• Untuk meningkatkan kohesi
nasional. Penyelenggaraan pertemuan atau rapat kerja ilmiah antara ahli-ahli di
indonesia, dapat menumbuhkan serta mengembangkan dan membina kohesi nasional.
Di dalamnya akan tumbuh satu bangsa, satu bahasa dan satu negara.
• Meningkatkan dan membina kerukunan
bangsa-bangsa dunia.
• Mencari dan menemukan ilmu
pengetahuan baru atau meluaskan horison ilmu yang telah dimiliki sekarang.
Jenis-Jenis Riset
Berdasarkan beberapa pertimbangan para ahli, riset digolongkan atas beberapa
jenis seperti:
1. riset dasar (basic research),
2. riset terapan (applied research),
3. riset perkembangan (development research) dan
4. riset adaptasi (adapted reseearch)
1. Riset Dasar
- Jenis riset ini adalah merupakan suatu penelitian yang penemuannya tidak atau
belum dikaitkan dengan latar belakang kegiatannya secara praktis.
- Riset ini bertujuan mencari dan menemukaan hukum-hukum baru yang bersifat
umum dan mengusahakna untuk memperluas dan memperjelas pengertian tentang
fenomena yang sedang diteliti. (Rome, 1961).
- Misalnya ilmu tentang atom-atom dan listrik dahulunya merupakan hasil riset
dasar. Namun sekarang ilmu itu telah merupakan mukzizat bagi semua manusia di
atas bumi.
2. Riset Pengembangan
- Riset ini bertugas mencek kembali hasil penelitian terapan yang telah
diperoleh di suatu daerah atau negara, apakah cocok ataukah tidakAtau apakah
harus diadakan variasi guna menyesuaikan dengan kondisi yang baru.
- Bentuk riset ini biasanya merupakan pilot proyek. Bahan penelitian dibuat
kecil saja, hingga benar-benar kondisi-kondisi intern dan ekstern dapat
dikuasai, atau diselidiki pengaruhnya.
- Suatu contoh, misalnya ialah percobaan adaptasi jenis-jenis padi PB yang
telah diketemukan di Los Banhyos, Philipina, di beberapa daerah di Indonesia.
Mula-mulanya dicobakan di daerah Bogor, kemudian barulah disebarkan
kedaerah-daerah.
3. Riset Adaptasi
- Riset adaptasi tampaknya hampir sama dengan riset pengembangan. Tetapi riset
adaptasi melulu diadakan utnuk mengadakan penyelesaian baru pada tempat baru
bagi setiap hasil yang telah ketemukan di daerah lainnya.
- Misalnya percobaan-percobaan varietas unggul seperti PB, Pelita I/1 dan
Pelita I/2, PB26 dan terakhir PB26 dibeberapa daerah di Indonesia. Biasanya
ilmu-ilmu pertanian sosial ekonomilah yang perlu diperiksa penterapannya di
daerah baru, apakah sesuai apakah tidak?
- Di dalam bidang industri, terdapat riset terapan dan pengembangan (applied
research and development), riset dasar terarah (directed basic research) dan
riset dasar tak-terarah (undirected basic research).
- Riset terapan dan pengembangan secara langsung dilakukan untuk memajukan
perusahaan atau industri yang besangkutan. Misalnya riset untuk menemukan jenis
mesin yang paling mutakhir, kuat dan hemat, dan sebagainya, penelitian untuk
memperoleh mesin pencetak yang bersifat ganda, dan sebagainya.
- Penelitian dasar terarah dimaksudkan untuk meneliti hukum-hukum dasar, yang
kemudian hari dapat dipakai untuk memajukan perusahaannya.
- Riset dasar tak-terarah dimaksudkan untuk meneliti masalah yang skupnya luas
dan tanpa diarahkan untuk memcahkaan suatu masalah yang dihadapi oleh
perusahaan atau industri. Perusahaan dan industri tidak mengharapkan keuntungan
dengan cepat, yang dikemudian hari mungkin hasil riset ini digunakannya di
dalam memajukan industrinya.
Perbedaan antara Riset Dasar dengan
Riset Terapan
1. Basic Research (Penelitian Dasar), Mempunyai alasan intelektual, dalam
rangka pengembangan ilmu pengetahuan;
2. Applied Reseach (Penelitian Terapan), Mempunyai alasan praktis, keinginan
untuk mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik,
efektif, efisien.
4. Apa perbedaan Penelitian
Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif ?
Pengertian Penelitian Kualitatif
Menurut Strauss dan Corbin (1997: 11-13), yang dimaksud dengan penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik
atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif
secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat,
sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan
lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah
pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan
memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan
sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.
Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah
salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan
atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif
diharapkan mampu menghasil kan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan,
dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat,
dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji
dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif
bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan
sosial dari perpektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih
dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial
yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkan analisis tersebut kemudian ditarik
kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan
(Hadjar, 1996 dalam Basrowi dan Sukidin, 2002: 2)
Konsep dan Ragam Penelitian Kualitatif
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miler (1986: 9) pada mulanya
bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan
kuantitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri
tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui
apa yang menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu pengamat pengamat mulai mencatat
atau menghitung dari satu, dua, tiga dan seterusnya. Berdasarkan pertimbangan
dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitian kuantitatif
mencakup setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase,
rata-rata dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, penelitian
kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas.
Di pihak lain kualitas menunjuk pada segi alamiah yang dipertentangkan dengan
kuantum atau jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah maka kemudian
penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang tidak
mengadakan perhitungan. Pemahaman yang demikian tidak selamanya benar, karena
dalam perkembangannya ada juga penelitian kualitatif yang memerlukan bantuan
angka-angka seperti untuk mendeskripsikan suatu fenomena maupun gejala yang
diteliti.
Dalam perkembangan lebih lanjut ada sejumlah nama yang digunakan para ahli
tentang metodologi penelitian kualitatif (Noeng Muhadjir. 2000: 17) seperti :
interpretif grounded research, ethnometodologi, paradigma naturalistik,
interaksi simbolik, semiotik, heuristik, hermeneutik, atau holistik, yang
kesemuanya itu tercakup dalam klasifikasi metodologi penelitian postpositivisme
phenomenologik interpretif.
Berdasarkan beragam istilah maupun makna kualitatif, dalam dunia penelitian
istilah penelitian kualitatif setidak-tidaknya memiliki dua makna, yakni makna
dari aspek filosofi penelitian dan makna dari aspek desain penelitian.
Pengertian penelitian kualitatif
lainnya:
“Qualitative research is a loosely defined category of research designs or
models, all of which elicit verbal, visual, tactile, olfactory, and gustatory
data in the form of descriptive narratives like field notes, recordings, or
other transcriptions from audio- and videotapes and other written records and
pictures or films.” –Judith Preissle
Penelitian kualitatif juga disebut
dengan: interpretive research, naturalistic research, phenomenological research
(meskipun ini disebut sebagai jenis dari penelitian kualitaif yang dipakai
penelitian deskriptif).
Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan
Kuantitatif
Penelitian untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat menggunakan
dua pendekatan, yaitu kantitatif maupun kualitatif. Kebenaran yang di peroleh
dari dua pendekatan tersebut memiliki ukuran dan sifat yang berbeda.
Pendekatan kuantitatif lebih menitik
beratkan pada frekwensi tinggi sedangkan pada pendekatan kualitatif lebih
menekankan pada esensi dari fenomena yang diteliti. Kebenaran dari hasil
analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat digeneralisasi
sedangkan hasil analisis penelitian kualitatif lebih bersifat ideographik,
tidak dapat digeneralisasi.
Hasil analisis penelitian kualitatif
naturalistik lebih bersifat membangun, mengembangkan maupun menemukan
terori-teori sosial sedangkan hasil analisis kuantitatif cenderung membuktikan
maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada.
Perbedaan klasik antara kualitatif
dan kuantitatif
Qualitative Research Quantitative Research
• phenomenological
• inductive
• holistic
• subjective/insider centered
• process oriented
• anthropological worldview
• relative lack of control
• goal: understand actor’s view
• dynamic reality assumed; “slice of life”
• discovery oriented
• explanatory • positivistic
• hypothetico/deductive
• particularistic
• objective/outsider centered
• outcome oriented
• natural science worldview
• attempt to control variables
• goal: find facts & causes
• static reality assumed; relative constancy in life
• verification oriented
• confirmatory
Diadaptasi dari Cook and Reichardt (1979)
Tetapi kesimpulan di sini masih terdapat dikotomi karena tidak menerangkan
karakter khusus dari masing-masing jenis penelitian.
Metode Kuantitatif menggunakan
angka-angka dan data staistik, seperti: experiments, correlational studies
using surveys & standardized observational protocols, simulations,
supportive materials for case study.
Yang biasanya ditandai dengan: 1.
Observe events, 2. Tabulate, 3. Summarize data, 4. Analyze, 5. Draw conclusions
Sedangkan kualitatif menggunakan deskripsi dan kategori dalam wujud kata-kata,
seperti: open-ended interviews, naturalistic observation (common in
anthropology), document analysis, case studies/life histories, descriptive dan
self-reflective supplements to experiments serta correlational studies.
Dengan ciri-ciri umum:
1. Observe events (ask questions with open-ended answers)
2. Record/log what is said and/or done
3. Interpret (personal reactions, hypotheses, monitor methods)
4. Return to observe
5. Formal theorizing (speculations and hypotheses)
6. Draw conclusions
Tiga proses yang dipakai
1. Detail tapi open-ended interviews
2. Observasi langsung
3. Menulis dokumen (dengan kata bukan angka)
Ditinjau dari sisi kemudahan
• kuantitatif, cukup dengan menggunakan software statistik tertentu lewat media
komputer (meski harus tetap mengetahui proses statistik).
• Kualitatif, menganalisis konsep-konsep (bukan hanya satu prosedur)
• Kualitatif menggunakan banyak buku sebagai sumber analisa.
• Kuantitatif, cukup dengan mempelajari 2-3 artikel.
Sumber: http://qualitativeresearch.ratcliffs.net
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat ilmiah dan juga
sistematis sebagaimana penelitian kuantitatif sekalipun dalam pemilihan sample
tidak seketat dan serumit penelitian kuantitatif.
Dalam memilih sample penelitian kualitatif menggunakan teknik non probabilitas,
yaitu suatu teknik pengambilan sample yang tidak didasarkan pada rumusan
statistik tetapi lebih pada pertimbangan subyektif peneliti dengan didasarkan
pada jangkauan dan kedalaman masalah yang ditelitinya.
Lebih lanjut pada penelitian kualitatif tidak ditujukan untuk menarik
kesimpulan suatu populasi melainkan untuk mempelajari karakteristik yang
diteliti, baik itu orang ataupun kelompok sehingga keberlakukan hasil
penelitian tersebut hanya untuk orang atau kelompok yang sedang diteliti
tersebut.
Perbedaan Antara Penelitian
Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif
Kebutuhan pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode ataupun
teknik untuk melakukan penelitian merupakan hal yang penting agar dapat dicapai
hasil yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan
sebelumnya. PErbedaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yaitu:
1. Konsep yang berhubungan dengan
pendekatan
Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi
tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut,
mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir; oleh karena itu
urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya
gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan
hal-hal yang bersifat praktis.
Pendekatan kuantitatif mementingkan
adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel
tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variable
masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus
dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan
menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi
penggunaan model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif
memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan
tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula
statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna
dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara
kebahasaan dan kulturalnya.
2. Dasar Teori
Jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, maka dasar teori sebagai pijakan
ialah adanya interaksi simbolik dari suatu gejala dengan gejala lain yang
ditafsir berdasarkan pada budaya yang bersangkutan dengan cara mencari makna
semantis universal dari gejala yang sedang diteliti. Pada mulanya teori-teori
kualitatif muncul dari penelitian-penelitian antropologi , etnologi, serta
aliran fenomenologi dan aliran idealisme. Karena teori-teori ini bersifat umum
dan terbuka maka ilmu social lainnya mengadopsi sebagai sarana penelitiannya.
Lain halnya dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada apa
yang disebut dengan fungsionalisme struktural, realisme, positivisme,
behaviourisme dan empirisme yang intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat
kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.
3. Tujuan
Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah
mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori,
tahap ini dikenal sebagai “grounded theory research”.
Sebaliknya pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun
fakta, menunjukkan hubungan antar variable, memberikan deskripsi statistik,
menaksir dan meramalkan hasilnya.
4. Desain
Melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, dan
berubah-ubah / berkembang sesuai dengan situasi di lapangan. Kesimpulannya,
desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitan, oleh karena
itu desain harus bersifat fleksibel dan terbuka.
Lain halnya dengan desain penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif,
desainnya harus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin
sebelumnya. Desainnya bersifat spesifik dan detil karena desain merupakan suatu
rancangan penelitian yang akan dilaksanakan sebenarnya. Oleh karena itu, jika
desainnya salah, hasilnya akan menyesatkan. Contoh desain kuantitatif: ex post
facto dan desain experimental yang mencakup diantaranya one short case study,
one group pretest, posttest design, Solomon four group design dll.nya.
5. Data
Pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya data dapat
berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti
foto, dokumen, artefak dan catatan-catatan lapangan pada jsaat penelitian
dilakukan.
Sebaliknya penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya bersifat
kuantitatif / angka-angka statistik ataupun koding-koding yang dapat
dikuantifikasi. Data tersebut berbentuk variable-variajbel dan
operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala nominal,
ordinal, interval dan ratio.
6. Sampel
Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan
kualitatif penekanan pemilihan sample didasarkan pada kualitasnya bukan
jumlahnya. Oleh karena itu, ketepatan dalam memilih sample merupakan salah satu
kunci keberhasilan utama untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga
dipandang sebagai sample teoritis dan tidak representatif
Sedang pada pendekatan kuantitatif, jumlah sample besar, karena aturan
statistik mengatakan bahwa semakin sample besar akan semakin merepresentasikan
kondisi riil. Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sample
yang besar, maka stratafikasi sample diperlukan . Sampel biasanya diseleksi
secara random. Dalam melakukan penelitian, bila perlu diadakan kelompok
pengontrol untuk pembanding sample yang sedang diteliti. Ciri lain ialah
penentuan jenis variable yang akan diteliti, contoh, penentuan variable yang
mana yang ditentukan sebagai variable bebas, variable tergantung, varaibel
moderat, variable antara, dan varaibel kontrol. Hal ini dilakukan agar peneliti
dapat melakukan pengontrolan terhadap variable pengganggu.
7. Teknik
Jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka yang bersangkutan kan
menggunakan teknik observasi terlibat langsung atau riset partisipatori,
seperti yang dilakukan oleh para peneliti bidang antropologi dan etnologi
sehingga peneliti terlibat langsung atau berbaur dengan yang diteliti. Dalam
praktiknya, peneliti akan melakukan review terhadap berbagai dokumen, foto-foto
dan artefak yang ada. Interview yang digunakan ialah interview terbuka,
terstruktur atau tidak terstruktur dan tertutup terstruktur atau tidak
terstruktur.
Jika pendekatan kuantitatif digunakan maka teknik yang dipakai akan berbentuk
observasi terstruktur, survei dengan menggunakan kuesioner, eksperimen dan
eksperimen semu. Dalam mencari data, biasanya peneliti menggunakan kuesioner
tertulis atau dibacakan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data
yang diperlukan apakah itu data primer atau sekunder.
8. Hubungan dengan yang diteliti
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti tidak
mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun didasarkan pada
saling kepercayaan. Dalam praktiknya, peneliti melakukan hubungan dengan yang
diteliti secara intensif. Apabila sample itu manusia, maka yang menjadi
responden diperlakukan sebagai partner bukan obyek penelitian.
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil
jarak dengan yang diteliti. Hubungan ini seperti hubungan antara subyek dan
obyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat objektivitas yang tinggi.
Pada umumnya penelitiannya berjangka waktu pendek.
9. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan
yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan
pembangunan suatu teori baru, contoh dari model analisa kualitatif ialah
analisa domain, analisa taksonomi, analisa komponensial, analisa tema kultural,
dan analisa komparasi konstan (grounded theory research).
Analisa dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang
dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan
menggunakan sarana statistik, seperti korelasi, uji t, analisa varian dan
covarian, analisa faktor, regresi linear dll.nya.
Kesimpulan
Kedua pendekatan tersebut masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Pendekatan kualitatif banyak memakan waktu, reliabiltasnya dipertanyakan,
prosedurnya tidak baku, desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai
untuk penelitian yang berskala besar dan pada akhirnya hasil penelitian dapat
terkontaminasi dengan subyektifitas peneliti.
Pendekatan kuantitaif memunculkan kesulitan dalam mengontrol variable-variabel
lain yang dapat berpengaruh terhadap proses penelitian baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Untuk menciptakan validitas yang tinggi juga diperlukan
kecermatan dalam proses penentuan sample, pengambilan data dan penentuan alat
analisanya
Metode kuantitatif dan kualitatif
sering digunakan dengan nama metode yang tradisional, dan metode baru; metode
positivistik dan metode postpositivistik; metode scientific dan metode
artistik, metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitatif dan dan interpretif.
Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metide tradisional, positifistik,
scientific dan metode discovery. Selanjutnya metode kualitatif sering dinamakan
sebagai metode baru, postpositivistik; aretistik; dan interpretive research.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.
Metode ini disebut sebagai metode positifistik karena berlandaskan pada
filsafat positifisme. Metode ini juga sebagai metode scientific/ilmiah karena
telah memenuhi kaedah ilmiah yaitu kongkrit, obyrktif, terstruktur, rasional,
dan sistematis. Metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek
baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena
populasitasnya belum lama, dinamakan metode postpositifistik karena
berlandaskan pada filsafat postpositifisme. Metode ini disebut juga sebagai
metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola),
dan disebut metode interpretif karena data hasil penelitian lebih berkenenaan
dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan. Untuk selanjutnya
dalam buku ini kedua metode itu disebut mitode kualitatif dan kuantitatif.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitan naturalistik
karena penelitianya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting);
disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih
banya digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai
metode kualitatif, karen data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif.